9.5.13
Bekerja itu kadang-kadang tak harus selalu sesuai dengan cita-cita atau jurusan yang kita pelajari di bangku kuliah. Mungkin awalnya kita memang berencana untuk bekerja pada suatu bidang tertentu yang menurut kita sesuai dengan bakat, minat, dan mimpi kita, misalnya menjadi pelukis, pemain piano, pemain sepak bola,  chef, dokter, atau guru. Selama masa-masa kuliah pun kita sering membayangkan bahwa kita nantinya, setelah lulus, akan bekerja di tempat yang sesuai dengan jurusan yang kita tekuni selama beberapa tahun tersebut. Namun, apakah kenyataannya selalu demikian? Tidak.

Dulu semasa kuliah, saya juga selalu membayangkan bahwa nantinya saya akan menjadi seorang penerjemah novel di sebuah penerbit. Saya tak pernah memikirkan hal lain yang lebih keren dan sesuai dengan cita-cita saya selain menjadi penerjemah novel. Namun, setelah lulus kuliah, saya baru memahami bahwa kadang-kadang kenyataan tak selamanya sesuai dengan apa yang kita cita-citakan.

Ketika saya sudah hidup di dunia yang benar-benar dunia, saya baru dapat melihat dengan jelas bahwa ternyata bayak orang di sekitar saya yang bekerja di bidang yang sama sekali lain dari apa yang mereka pelajari ketika kuliah. Misalnya saja adik tante saya, dia lulus dari fakultas pendidikan, namun sekarang dia bekerja di bank; lalu teman baik saya semasa SMA, dia lulus dari fakultas teknik, tapi nyatanya dia sekarang bekerja di sebuah perusahaan finansial; kemudian saudara sepupu saya, dia sekarang bekerja di sebuah perusahaan pengolah bahan makanan meskipun sejatinya dia lulusan jurusan pendidikan teknik mesin. Itu belum semua, masih ada lagi kakak tingkat saya di jurusan yang sama dengan saya kini bekerja sebagai staf administrasi di sebuah sekolah negeri; lalu ada pula teman sekelas saya semasa kuliah yang saat ini menjadi customer service di sebuah operator selular; dan masih banyak contoh-contoh lain yang jika saya sebutkan semua, akan membuat jari-jari saya kram.

Contoh-contoh di atas secara tidak langsung telah menjelaskan sebuah pelajaran berharga kepada saya, bahwa rencana-rencana yang telah kita susun, kadang-kadang tidak berjalan sesuai keinginan kita, dan kita harus berbesar hati untuk menerimanya. Toh bekerja apapun, asalkan di jalan yang benar, akan sama saja; sama-sama membutuhkan tenaga, waktu, dan pikiran kita; dan sama-sama menghasilkan uang. Dalam hal ini, yang harus kita terima dengan besar hati adalah, jumlah gaji, fokus pekerjaan kita, dan tingkat kekerenan pekerjaan kita. Namun, jika kita mampu mensyukuri apa yang kita dapatkan (meskipun bukan yang kita inginkan) dan berpikiran positif, kita tentu tidak akan mendapatkan banyak hambatan untuk belajar menjadi profesional di bidang yang sebelumnya tidak kita tekuni.

Menurut saya pribadi, tidak mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan jurusan yang kita tekuni bukan berarti kita tidak memiliki kualifikasi yang memadai di bidang tersebut. Ada faktor-faktor eksternal yang memang tidak dapat kita kendalikan, misalnya saja jumlah lapangan pekerjaan yang kita minati tidak banyak tersedia.

Tak apalah bekerja di bidang lain, asalkan halal, ya to? Namun untuk saat ini saya masih berusaha menjadi seseorang yang sesuai dengan cita-cita saya. Jika nanti takdir berkata lain, misalnya saya harus menjadi seorang pengajar lagi seperti dulu, saya harus mampu berbesar hati dan percaya bahwa pekerjaan apapun, asalkan di jalan yang benar, adalah baik.





2 comments:

Unknown said...

iy bener juga mbk. tulisan mbk juga menjadi tambahan referensi bagiku bahwa kenyataan itu kadang tak sesuai dengan keinginan.

Unknown said...

@Qurrotul 'Ain: Iya dek, toh gag selamanya kenyataan yang gag sesuai dg keinginan kita ituw buruk kan..? kadang malah lebih indah... tapi kalo lebih buruk, qt harus bisa berbesar hati.. :)